Tuesday, July 06, 2010

Twilight: Jatuh cinta sampai mati dengan orang mati?

Udah tiga seri film twilight yang diputar di bioskop sampai saat ini, dan ketiganya saya (putuskan untuk) liat. Kisah cinta segitiga antara seorang cewek dan dua 'iblis' ini rupanya sangat mendunia, sehingga konon Twilight Eclipse langsung meraup pemasukan USD 30 juta pada hari pertama pemutarannya. Sungguh luar biasa, mengingat film ini sebenarnya termasuk film romans biasa.

Saya udah mendapat beberapa info soal novel twilight -sebelum film pertamanya diputar- dari komentar2 yang beredar di internet, mengenai bagaimana novel karangan Stephanie Meyer ini menjadi fenomena, khususnya di kalangan cewek remaja. Dan pada saat nonton filmnya untuk pertama kali (saya gak baca novelnya), sejujurnya saya harus 'berusaha' untuk menikmati film tsb, karena saya sebelumnya berharap bahwa film tsb lebih bersifat action horror daripada sebuah film drama percintaan. Dan setelah menonton seri ketiganya barusan, saya mulai memahami mengapa film/kisah ini begitu dicintai oleh banyak orang, dalam hal ini para gadis remaja.

Mungkin intisari dari serial twilight adalah sebuah kisah cinta yang sangat kuat antara dua (perkembangan terkini: tiga) insan yang berbeda dunia, dimana cinta tersebut bagaikan api yang menelan habis seluruh keberadaan insan yang terlibat. Saat terjadi perpisahan, setiap pihak digambarkan amat sangat menderita, bahkan tokoh Bella sampai harus bunuh diri, dan diselamatkan justru oleh seorang pria lain yang juga sangat mencintainya. Meskipun cinta mereka digambarkan begitu bergelora, begitu penuh hasrat, tapi hubungan tsb tetap 'terjaga' kesuciannya. Tokoh Bella digambarkan tetap perawan sampai film yang ketiga, sementara si cowok Edward rupanya sangat konservatif (mengingat dia berusia ratusan tahun, heheh), hanya mau berhubungan seks kalau sudah menikah resmi. Ada banyak adegan dalam tiga seri film ini, dimana Edward & Bella hanya berpandangan, sedikit berkata-kata, hanya melakukan tatapan penuh cinta.

Tapi dengan [tidak] terpaksa, saya harus mengatakan, berhati-hatilah para Twilight mania! [khususnya para cewek] Ekspresi cinta yang digambarkan dalam film ini sesungguhnya sangat berlebihan, dan sebenarnya sangat berbahaya bagi hubungan pacaran yang sebenarnya.

Pernah liat iklan mie instan di tv nggak? Di iklan tsb, digambarkan setiap orang yang memakan mie instan, memakannya dengan ekspresi yang luarbiasa nikmat. Mata melotot & berputar-putar, mulut monyong menyeruput mie instan, setelah itu merem melek merasakan nikmatnya si mie instan, mmmh..mmmh... lezzaaattt nya luar biasa. Mie instan sih memang enak [kalo jarang makan], tapi ekspresi yang ditampilkan di iklan tsb jelas tidak realistis & berlebihan banget.

Itulah yang disajikan dalam Twilight, ekspresi cinta yang sangat berlebihan & tidak realistis. Tidak realistis bukan dalam hal tidak bisa dilakukan, tapi jika dilakukan akan membawa akibat yang berbeda dari yang disajikan di film tsb. Kalau kita berekspresi sama seperti para bintang iklan pada saat makan mie instan, resikonya paling kita dianggap gila oleh orang sekitar. Tapi jika kita meniru ekspresi cinta Bella & Edward dalam hubungan pacaran kita, kehancuranlah yang menjadi bagian kita.

Dari pengamatan saya, paling tidak ada tiga elemen berbahaya dalam Twilight, khususnya bagi generasi muda:

1. Cinta membuat kamu nggak berdaya samasekali.
Tokoh dalam Twilight begitu hancur pada saat mereka harus berpisah. Saya jujurnya pernah mengalami jatuh cinta seperti ini, yaitu pada saat jatuh cinta pertama kali dengan cewek yang menjadi istri saya sekarang. Seluruh hidup ini sepertinya 'keracunan' cinta, gak bisa mikir lain, mikirin dia terus menerus. Kebakaran besar yang melanda beberapa tempat akhir2 ini di Surabaya tidak ada apa-apanya dibandingkan api asmara yang berkobar di hati saya pada saat itu... (^_^) Merasakan semua ini sah-sah saja sih, tapi kuncinya di sini adalah: kendali. Asmara HARUS dikendalikan, meskipun sepertinya akan mengurangi kenikmatannya. Twilight secara tidak langsung menyatakan bahwa jika kamu benar2 mencintai pasanganmu, kamu akan (dan pasti) kehilangan kendali. Kamu akan menjauh dari keluargamu, berbohong kepada semua orang, termasuk memikirkan bunuh diri jika cintamu tak kesampaian. Hal tsb sangat keliru. Jika kamu sangat mencintai pasanganmu, justru kamu harus menetapkan bahwa kamu akan mengendalikan perasaanmu sekuat-kuatnya, agar kamu dapat membuat keputusan2 penting dengan benar. Asmara bagaikan sungai berarus deras, dan membiarkan diri kamu & pacarmu hanyut & kemudian tenggelam di sungai tsb, bukanlah tindakan yang bijak. Twilight membuatnya terlihat indah & romantis, tapi tenggelam di sungai asmara hanya akan membuahkan penyesalan di kemudian hari.

Para perempuan khususnya harus lebih berhati-hati. Mengapa saya mengkhususkan kaum perempuan dalam hal ini? Karena romantisme semacam ini adalah impian setiap perempuan. Secara alamiah perempuan sangat mengharapkan seorang pria yang kuat, tampan, melindungi, berhasrat padanya tapi sekaligus bisa menjaga kesuciannya, pria yang bersedia melakukan apapun baginya, menyediakan diri & waktu untuk berdua, sangat 'hangat' tapi sekaligu 'dingin', dst, dst. Tokoh Edward adalah impian tiap cewek, karena ia memenuhi semua persyaratan itu. [Edward bisa begitu sempurna karena yang menciptakannya adalah perempuan juga]. Tidak cuman Edward, juga dimunculkan tokoh Jacob yang memiliki kualitas yang tidak dimiliki Edward: badan & lengan yang kekar dan perut yang sixpack. Film ini bisa membangkitkan hasrat tak terkendali bagi seorang perempuan, dengan efek yang sama seperti pornografi bagi pria. Habis nonton film ini berduaan, seorang cewek bisa benar2 menginginkan romantisme yang sama dari pacarnya, dan jika itu dilakukan... lihat no. 2 di bawah...

2. Kamu bisa berduaan di kamar [& di hutan], berpelukan & berciuman di atas ranjang [atau rerumputan] dengan pacarmu, tanpa terjerumus ke dalam seks pranikah.
Bagi para cewek, kecuali kamu memiliki vampir betulan sebagai pacarmu (yang kebetulan sanggup mencium kamu tanpa menggigit lehermu) kondisi di atas tidak akan terjadi. Bagi para cowok, kecuali kamu adalah vampir jadul yang udah hidup ratusan tahun sehingga bukan haus darah tapi haus cinta, kondisi di atas adalah khayalan. Pada saat dua insan lawan jenis berpelukan dan berciuman di tempat privat, dalam kondisi hanyut oleh arus sungai asmara, hasilnya adalah seks, yang kemudian diikuti dengan penyesalan, kehancuran, aborsi, dst. Rumus ini sepasti 1 + 1 = 2. Saat menonton film ini, ingatlah bahwa semua yang ditampilkan di film tsb adalah sepenuhnya khayalan, meskipun kita bisa benar-benar turut merasakan intensitas asmara tsb dalam kehidupan nyata. [ingat iklan mie instan]. Cinta itu indah & nikmat, seks juga, tapi semua itu tidak dirancang Tuhan untuk dinikmati tanpa aturan main & kendali.

3. Mencintai seseorang dengan sisi gelap memang lebih seru
Saya tidak tahu mengapa Stephanie Meyer menetapkan bahwa semua pria yang dicintai Bella adalah 'monster'. Mungkin hanya agar drama percintaan ini tidak menjadi biasa-biasa. Tapi menurut saya ada sebuah fantasi dalam diri setiap perempuan untuk menjadi 'liar', mungkin karena cetakan sosial terhadap gender perempuan yang mengatakan bahwa seorang perempuan harus menjaga kesopanan, harus anggun, dst. Mungkin dengan mencintai seseorang yang memiliki 'iblis' dalam dirinya, justru akan lebih romantis dan unpredictable. Saya tidak bisa memastikan hal ini karena saya bukan perempuan :-). Tapi jika ini benar, maka Twilight akan menyalakan sebuah api yang seharusnya tidak boleh menyala dalam hati setiap gadis remaja. Seorang cowok dengan sisi gelap, malah akan terlihat lebih menarik daripada seorang cowok yang menjaga kekudusan. Beware girls! Menikah dengan 'cowok gelap' sungguh-sungguh akan membuat kalian masuk ke neraka yang sesungguhnya.

Sejauh ini tiga elemen tsb yang menurut saya sangat berbahaya bagi generasi muda. Sejujurnya, bagi saya lebih baik anak muda [apalagi yang kristen] tidak perlu menonton film ini apalagi membaca novelnya. Saya bukan tipa orang yang suka melarang, tapi film ini tidak memberikan apa-apa selain rangsangan2 yang tidak perlu bagi anak-anak muda. Kalau mau nonton juga, bolehlah, tapi coba cermati dan bedakan mana yang bersifat racun, mana yang bersifat hiburan semata, ok?!

No comments: