Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel ?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."(Kis 1:6-8)
Jika kita membayangkan suasana pertemuan pada hari itu, dimana untuk kesekian kalinya Yesus menjumpai para murid sejak kebangkitanNya, kita mungkin bisa merasakan kegairahan yang tinggi dari para murid. Drama penderitaan Kristus telah mencapai klimaks, dan kini saatnya untuk meminta sang Mesias melakukan apa yang selama ini mereka impikan: pemulihan kerajaan Israel . Tidak ada waktu yang lebih tepat dari saat itu, sang Raja bahkan telah mengalahkan maut. Dengan kuasa sebesar itu, sudah pasti kejayaan Israel sebagai sebuah kerajaan akan dapat dipulihkan dalam waktu singkat. Negara adikuasa semacam Roma pun bukanlah tandingan bagi seorang Raja yang telah mengalahkan kematian.
Jawaban Yesus diluar dugaan. Dia tidak mengiyakan atau menolak permintaan para murid, tapi menjawab bahwa masa pemulihan Israel bukanlah urusan mereka atau dengan kata lain: belum waktunya. Ada sebuah rencana lain. Mesias yang bangkit akan segera pergi dan drama masih belum selesai, lampu sorot akan beralih dari Yesus pada para murid. Kebangkitan Yesus bukanlah episode akhir, tapi justru menjadi sebuah episode pembuka dari sebuah sejarah yang panjang, sejarah pembangunan Kerajaan Allah di bumi yang disebut dengan “gereja”. “Kamu akan menerima kuasa…” demikian kata Yesus. Kali ini aktor utama bukan lagi Yesus, tapi beralih pada para murid. Roh Kudus yang sama yang mengurapi Kristus, kemudian dicurahkan beberapa hari setelah pertemuan terakhir itu.
Yesus telah memperoleh reputasi dan kemenangan terbesar, dan reputasi itu kemudian dipercayakan kepada para muridNya. Sungguh sebuah pertaruhan yang sangat berani. Saat ini kita bisa melihat bagaimana sejarah mengisahkan reputasi sang Mesias dihormati dan sekaligus dicela akibat perbuatan umatNya sepanjang dua milenium terakhir. Dalam hikmatNya yang tak terhingga, Allah memutuskan untuk menampilkan umatNya sebagai pemeran utama sekaligus mempertaruhkan reputasiNya yang tak bercacat pada pundak mereka. Dan sebagai awal, Roh Kudus kemudian dicurahkan secara tak terbatas kepada semua orang yang mau percaya dan menerima Dia.
Roh Kudus adalah “modal awal” yang lebih dari cukup untuk menegakkan Kerajaan Allah. Dengan “modal” ini, sekarang masa depan Kerajaan Allah ada di tangan para murid. Roh Kudus dicurahkan agar para murid memiliki kuasa untuk menjadi saksi Kerajaan Allah, selain sebagai Roh yang akan menghibur dan menguatkan mereka dalam perjuangan itu. Seluruh kitab Kisah para Rasul menggambarkan bagaimana hanya dengan bermodalkan Roh Kudus, para murid menggoncang seluruh dunia alkitab. Generasi demi generasi berlalu, dan Roh Kudus dengan setia terus memenuhi janjiNya untuk menolong setiap orang dalam melakukan Amanat Agung.
Saat ini, di masa sekarang, adalah giliran kita semua untuk menerima tanggungjawab. Walaupun terus berkembang, Kerajaan Allah masih belum tegak sempurna di seluruh dunia. Alkitab menubuatkan bahwa seluruh bumi akan “penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.” (Yes 11:9b) Adalah tugas kita semua agar nubuatan ini terus berlangsung menuju penggenapannya untuk menyambut kembalinya sang Raja. Kepenuhan Roh Kudus bukan hanya menjamin hidup berkemenangan, tapi juga memampukan kita untuk meninggikan reputasi Yesus Kristus dan Kerajaan Allah melalui hidup kita. Alkitab berkata bahwa “prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya” (2Tim 2:4) dan juga agar kita “menanggalkan beban dan dosa yang begitu merintangi kita”(Ibr 12:1). Itulah dua hal yang harus kita terapkan agar Kerajaan Allah dibangun melalui kehidupan kita pribadi.
Dan jika waktu dan masanya tiba, Yesus akan kembali untuk menyempurnakan segala sesuatu, memproklamasikan berdirinya sebuah Kerajaan yang Tak Berkesudahan. Pada saat itulah, kita dengan semua orang kudus akan bersukacita dalam sebuah perayaan kekal. Segala jerih lelah dalam perjuangan akan menjadi sebuah kenangan saja saat kita melihat bagaimana seluruh bumi dipenuhi kemuliaan Tuhan. Semoga kita bertemu lagi pada saat itu. Amin.