Tuesday, August 03, 2010

Kerinduan untuk Juruselamat

Minggu ini saya berdukacita: gak bisa ngikuti kelanjutan kisah Naruto, padahal dia sekarang udah berhasil menguasai dan mengendalikan sepenuhnya cakra rubah ekor sembilan, yang selama ini menjadi sumber kekuatan sekaligus masalah terbesarnya.:-) Mulai akhir Juli kemaren, kisah Naruto tidak bisa lagi diikuti secara online, karena ada perubahan kebijakan dari sang penerbit. Naruto sendiri merupakan salah satu manga yang paling banyak dibaca secara online. Sekarang terpaksa menunggu terbitan resmi di toko buku yang ceritanya ketinggalan banget dari versi onlinenya.

Mengapa saya [dan jutaan orang lain] suka Naruto? Tidak hanya Naruto, kisah para tokoh khayalan seperti Superman, Spiderman, Sam Witwicky [Transformers], Frodo Baggins [Lord of The Rings], Harry Potter, bahkan Kungfu Panda dll, memikat hati begitu banyak orang. Semua kisah di atas memiliki persamaan: mengisahkan perjalanan hidup seseorang yang ditakdirkan untuk menjadi juruselamat dunia, dalam konteks masing-masing, tentunya. Bagaimana seseorang yang ditakdirkan untuk menjadi juruselamat harus menjalani proses yang beragam likunya, bagaimana ia harus jatuh bangun dalam keraguan, semuanya bisa diramu menjadi kisah yang selalu menarik. Dan biasanya begitu kisah-kisah ini dituangkan ke dalam film oleh sutradara terbaik, akan selalu mencapai box office dalam waktu singkat. Kesimpulannya: manusia selalu menyukai cerita-cerita tentang juruselamat.

Tidakkah ini mencerminkan kondisi rohani dari umat manusia yang telah jatuh dalam dosa? Meski sangat banyak manusia yang tidak mengakui bahwa mereka memerlukan Allah, kesukaan bawah sadar akan kisah-kisah tentang juruselamat membuktikan sebaliknya. Dibalik kesukaan terhadap kisah atau film bertema kepahlawanan, pastilah tersembunyi sebuah kerinduan yang mungkin tak disadari tentang bagaimana segala sesuatu yang rusak di dunia ini akan dibereskan. Dunia dan manusia memang tidak dirancang untuk berkubang dalam dosa. Dalam diri manusia yang terdalam ada sebuah kerinduan besar untuk melihat pemulihan segala ciptaan, kembali kepada kemuliaan yang sebenarnya.

Tidak hanya itu, ada banyak anak muda – dengan indoktrinasi yang cukup – mau menyerahkan segalanya untuk sebuah visi mengubah/menyelamatkan dunia. Kisah-kisah dimana ada orang yang bersedia meledakkan diri dengan bom tidaklah langka kita dengar. Mereka-mereka ini, yang sebenarnya mati konyol, percaya seratus persen bahwa mereka sedang melakukan bagian mereka dalam pemulihan dunia [versi mereka tentu saja]. Tidak hanya merindukan juruselamat, beberapa orang bersedia memberikan nyawa mereka untuk mengambil bagian dari gerakan ‘sang juruselamat’ itu sendiri. Beberapa pimpinan agama, dengan kemampuan orasi yang luarbiasa secara sadar atau tidak sadar membangkitkan harapan yang begitu besar atas juruselamat ini, dan kemudian mendapatkan loyalitas yang luarbiasa dari para pengikut mereka.

Lalu apa hubungannya dengan kita orang Kristen? Paling tidak ada dua hal yang saat ini dalam pikiran saya. Pertama, Yesus sendiri mengatakan bahwa pada akhir jaman akan tampil banyak ‘mesias/juruselamat’ palsu, dengan banyak tanda ajaib yang menyertai mereka [Mat 24:3-4 & 23-24]. Ciri khas Mesias/Nabi palsu ini jelas, mereka menkhotbahkan penyelamatan tanpa pertobatan, pertolongan tanpa tuntutan untuk meninggalkan dosa:

Yeremia 23:14-17
Tetapi di kalangan para nabi Yerusalem Aku melihat ada yang mengerikan: mereka berzinah dan berkelakuan tidak jujur; mereka menguatkan hati orang-orang yang berbuat jahat, sehingga tidak ada seorangpun yang bertobat dari kejahatannya; …Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN; mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!


Bukankah ini yang sering kita temui? Para hamba Tuhan dengan karunia-karunia mujizat yang hebat, mengkhotbahkan kabar baik Injil dan berkat-berkatnya, tanpa sedikitpun menuntut pertobatan yang radikal dari pendengarnya. Hamba Tuhan semacam ini, dengan promosi yang tepat, akan memperoleh jutaan pengikut dalam waktu singkat! Mengapa? Karena setiap orang merindukan juruselamat. Sebaliknya, Yesus, sang Juru Selamat sejati dalam masa hidupNya justru tidak memiliki pengikut yang terlalu banyak, karena tuntutanNya yang tanpa kompromi untuk pertobatan yang sejati. Kita semua perlu benar-benar menyadari betapa kerinduan kita yang terdalam ini bisa menjadi begitu salah arah dan disalahgunakan.

Hal kedua yang ada dalam pikiran saya adalah bahwa setiap orang Kristen sebenarnya adalah orang yang paling beruntung di dunia ini, karena kita telah mengenal Juru Selamat yang sebenarnya! Anehnya, kita malah malu-malu menyatakan hal ini. Kita bisa dengan bebas dan santai saling bertukar informasi tentang film Harry Potter terbaru, berdiskusi soal Superman dan Spiderman, bercerita tentang Naruto [seperti saya :-)], tapi justru bungkam dan malu-malu jika diminta bercerita tentang Juruselamat sejati. Betapa semua manusia merindukan tokoh juruselamat, dan betapa sedikit orang Kristen yang mau menceritakan bahwa Juruselamat yang sejati telah turun ke dunia yang rusak ini, memberikan nyawaNya, bangkit dari kematian dan naik ke sorga. Juruselamat yang kita kenal telah mengalahkan kematian, dan kita sepertinya tidak cukup percaya diri untuk memberitakan hal itu! Semoga Roh Kudus menyucikan hati setiap kita, agar kita menyadari panggilan kita untuk memberitakan sang Juruselamat kepada setiap orang yang kita kenal.

Dan soal Naruto, biarlah saya menunggu edisi cetaknya saja…